Cerita di film ‘The Color Of Paradise’
membuat sudut mata saya mengeluarkan air(mata) ini sangat bagus. Film ini cocok untuk
semua usia apalagi kita sebagai anak, orangtua dan calon orang tua, bila menonton
film ini
dapat kita ambil point-point yang tersirat didalam film tersebut. Mungkin, dengan menonton film yang berdurasi 01:29:44 detik ini dapat mengetuk pintu hati kita sebagai manusia untuk menjadi manusia yang dapat menghargai, menyayangi, berkasih sayang terhadap semua manusia di muka bumi ini, tanpa ada rasa gengsi apalagi malu. Karena, setiap manusia itu tidak ada yang sempurna, tidak ada yang lebih baik kecuali ketaqwaan kita kepada tuhan, AllahSWT. Saya melihat dari beberapa hal; Penderitaan, Kegelisahan, Cinta Kasih, Keadilan, dan Tanggungjawab yang terdapat didalam film tersebut.
dapat kita ambil point-point yang tersirat didalam film tersebut. Mungkin, dengan menonton film yang berdurasi 01:29:44 detik ini dapat mengetuk pintu hati kita sebagai manusia untuk menjadi manusia yang dapat menghargai, menyayangi, berkasih sayang terhadap semua manusia di muka bumi ini, tanpa ada rasa gengsi apalagi malu. Karena, setiap manusia itu tidak ada yang sempurna, tidak ada yang lebih baik kecuali ketaqwaan kita kepada tuhan, AllahSWT. Saya melihat dari beberapa hal; Penderitaan, Kegelisahan, Cinta Kasih, Keadilan, dan Tanggungjawab yang terdapat didalam film tersebut.
Pertama;
Penderitaan.
Sebelum saya menganalisis film tersebut, saya menjelaskan sedikit mengapa saya memilih menganalisis
dalam hal penderitaan di awal dari pada hal-hal yang lain. Baiklah, Saya
mengambil hal penderitaan di awal dalam menganalisis karena saya melihat
penderitaan yang dirasakan oleh Muhammed di awal-awal pemutaran film. Mahmed,
seorang bocah laki-laki yang buta yang dimasukkan kedalam sebuah asrama anak-anak
luar biasa. Asrama anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental maupun cacat
fisik. Tidak mengapa saya rasa, jika orangtua memasukkan anaknya yang luar
biasa kedalam asrama khusus seperti di dalam film. Tapi, alangkah sedih apa
yang Mahmed rasakan, tatkala liburan tiba. Semua teman-teman luar biasanya
telah dijemput oleh orang tua mereka. Peluk, cium, haru terlihat didalam
pemutaran film itu, tetapi, apa yang terjadi dengan Mahmed? Ayahnya bahkan
tidak ingin membawa pulang anak lelakinya yang luar biasa itu. Ayahnya tidak
merasakan penderitaan sebagimana yang dirasakan oleh Mahmed, anaknya yang sudah
berjam-jam lamanya menunggu jemputan ayahnya.
Kedua;
Kegelisahan.
Penderitaan yang dirasakan Mahmed belum habis, masih
ada rasa kegelisahan yang teramat dalam yang dibendung oleh Mahmed. Terlihat di
film tersebut pada durasi waktu 00:16:53 Mahmed mengatakan apa yang sedang ia
rasakan kepada ayahnya, “aku pikir..... ayah tidak akan pernah datang”.
Dari kata itu, bermakna bahwa ayahnya tidak pernah datang menjenguk Mahmed
layaknya orangtua teman-teman Mahmed lainnya. Kegelisahan yang dirasakan
Mahmed, saya rasa semua orang akan merasakan seperti yang dirasakan oleh bocah
kecil ini, gelisah. Gelisah ayahnya tidak akan datang menjemputnya, gelisah
karena tak ada lagi yang menyayanginya, gelisah karena semua orang menjauhinya.
Ketiga;
Cinta Kasih.
Di awal pemutaran film, ayah Mahmed terlihat sedih
saat anaknya itu menangis. Itu menandakan bahwa masih ada rasa cinta seorang
ayah terhadap anaknya, walaupun anaknya itu cacat seperti Mahmed. Hanya saja
ayah Mahmed malu memiliki anak seperti Mahmed.
Saya mengira nasib seorang anak seperti ini
sangatlah sedih. Betapa tidak, ayahnya saja malu memiliki anak seperti dia
(Mahmed). Tapi ternyata, sesampai di rumah Mahmed, adik dan neneknya menyambut
ia dengan sambutan ‘luar biasa’ layaknya keluarga yang tidak memiliki masalah
apapun. Mahmed tampak bahagia berada dekat dengan neneknya. Itulah cinta kasih
dari seorang nenek untuk cucunya yang baik seperti Mahmed, dan Mahmed memang
pantas mendapatkannya. Tapi itu hanya sesaat. Setelah itu, ayahnya membawa
Mahmed ke tukang kayu ahli yang buta. Betapa tak ada rasa kasih sayang seorang
ayah seperti itu, yang jarang bahkan tidak pernah berjumpa dengan anaknya itu
kini telah menitipkan Mahmed kepada orang lain lagi. Cinta kasih ayah Mahmed
telah terbagi, wanita idaman yang hendak dinikahinya itu tidak mengetahui bahwa
ia memiliki anak cacat seperti Mahmed. Karena itulah ayah Mahmed selalu ingin
membuang Mahmed tetapi wanita tua yang mencintai Mahmed tak pernah
mengizinkannya. Hingga akhirnya, wanita tua yang sangat dicintai Mahmed meninggal
tanpa sepengetahuan Mahmed.
Keempat;
Keadilan.
Sudah sepatutnya setiap orang itu menuntut adanya
keadilan, walaupun seseorang itu memiliki kekurangan fisik seperti; Mahmed,
salah satunya. Mahmed dalam film The Colour Of Paradise terlihat sekali bahwa ia
tidak mendapat keadilan dari seorang ayah - tega meninggalkan anak lelakinya
yang buta itu kepada seorang tukang kayu ahli yang juga buta. Memang bukan itu
permasalahannya, tetapi ayahnya tega meninggalkan anak lelaki satu-satunya itu hanya
untuk kepentingan ayahnya. Ayahnya itu malu jika saat pernikahannya dengan
wanita idaman yang telah dipersuntingnya itu mengetahui bahwa ia memiliki
seorang anak yang cacat. Sedangkan ayahnya tidak pernah melihat kegembiraan
Mahmed saat bermain-main dengan adik dan neneknya. Keadilan itu jelas tak
didapat oleh Mahmed. Sehingga saat ia (Mahmed) dipertemukan dengan seorang
tukang kayu yang ahli, ia meneteskan airmatanya – beranggapan bahwa tak ada
orang yang mencintainya. Betapa tidak adilnya hidup ini. Hidup ini hanya
dinikmati oleh manusia yang tidak memiliki kecacatan fisik seperti Mahmed.
Kelima;
Tanggungjawab.
Di akhir cerita, Mahmed jatuh dari jembatan yang
dilalui bersama ayahnya (menjemput Mahmed untuk dibawa pulang). Saat Mahmed
jatuh, ayahnya seperti tidak ingin menyelamatkan anaknya itu. Tetapi, entah
mengapa hatinya luluh mendengar teriakan perminta-tolongan Mahmed yang terbawa
arus. Mahmed hanyut dibawa arus kencang. Tak berpikir lama, ayahnya langsung
menyeburkan diri untuk mencari anak laki-lakinya itu. Tak menyangka, ayahnya
melihat Mahmed di bibir pantai, oh, ternyata mereka terdampar ke pantai.
Mungkin ayahnya baru menyadari betapa baiknya anak lelakinya yang cacat itu,
walau anak lelakinya itu cacat fisik, tapi hatinya bersih yang membuat ayahnya
luluh, dan akhirnya merasakan kehilangan yang sangat dalam ketika anaknya itu
Mahmed ia dapatkan di pantai; pingsan.
Sebagai ayah, beliau telah melakukan hal yang akan
dilakukan oleh setiap ayah di belahan dunia manapun. Tidak ada seorang ayah yang
tega melihat anaknya disakiti, apalagi sampai tega meninggalkan anak yang jatuh
dari jembatan.
And
the last, this film so so amazing!
dialah Muhammed dalam film The Colour Of Paradise |
Saat Mehmed sampai kerumah, ia langsung menjumpai Neneknya yang sudah lama ia rindukan |
Saat Mehmed dibawa paksa oleh Ayahnya |
Inilah adik Mehmed, cantik kaan? :D |
Mehmed bersama adiknya berlari untuk menjumpai Nenek di kebun |
0 komentar:
Posting Komentar