Minggu, 13 April 2014

#FilmReview; The Colour Of Paradise

Pernah nonton film Iran? The Colour Of Paradise? Sebenarnya saya juga ga pernah nonton, tapi di semester 3 kemarin saya diberi tugas oleh dosen untuk meng-analisis film ini. tapi disini saya gak meng-analisis seperti dosen saya suruh, tenang.. tenang.


Cerita di film ‘The Color Of Paradise’ membuat sudut mata saya mengeluarkan air(mata) ini sangat bagus. Film ini cocok untuk semua usia apalagi kita sebagai anak, orangtua dan calon orang tua, bila menonton film ini
dapat kita ambil point-point yang tersirat didalam film tersebut. Mungkin, dengan menonton film yang berdurasi 01:29:44 detik ini dapat mengetuk pintu hati kita sebagai manusia untuk menjadi manusia yang dapat menghargai, menyayangi, berkasih sayang terhadap semua manusia di muka bumi ini, tanpa ada rasa gengsi apalagi malu. Karena, setiap manusia itu tidak ada yang sempurna, tidak ada yang lebih baik kecuali ketaqwaan kita kepada tuhan, AllahSWT. Saya melihat dari beberapa hal; Penderitaan, Kegelisahan, Cinta Kasih, Keadilan, dan Tanggungjawab yang terdapat didalam film tersebut.


Pertama; Penderitaan.

Sebelum saya menganalisis film tersebut, saya menjelaskan sedikit mengapa saya memilih menganalisis dalam hal penderitaan di awal dari pada hal-hal yang lain. Baiklah, Saya mengambil hal penderitaan di awal dalam menganalisis karena saya melihat penderitaan yang dirasakan oleh Muhammed di awal-awal pemutaran film. Mahmed, seorang bocah laki-laki yang buta yang dimasukkan kedalam sebuah asrama anak-anak luar biasa. Asrama anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental maupun cacat fisik. Tidak mengapa saya rasa, jika orangtua memasukkan anaknya yang luar biasa kedalam asrama khusus seperti di dalam film. Tapi, alangkah sedih apa yang Mahmed rasakan, tatkala liburan tiba. Semua teman-teman luar biasanya telah dijemput oleh orang tua mereka. Peluk, cium, haru terlihat didalam pemutaran film itu, tetapi, apa yang terjadi dengan Mahmed? Ayahnya bahkan tidak ingin membawa pulang anak lelakinya yang luar biasa itu. Ayahnya tidak merasakan penderitaan sebagimana yang dirasakan oleh Mahmed, anaknya yang sudah berjam-jam lamanya menunggu jemputan ayahnya.


Kedua; Kegelisahan.

Penderitaan yang dirasakan Mahmed belum habis, masih ada rasa kegelisahan yang teramat dalam yang dibendung oleh Mahmed. Terlihat di film tersebut pada durasi waktu 00:16:53 Mahmed mengatakan apa yang sedang ia rasakan kepada ayahnya, “aku pikir..... ayah tidak akan pernah datang”. Dari kata itu, bermakna bahwa ayahnya tidak pernah datang menjenguk Mahmed layaknya orangtua teman-teman Mahmed lainnya. Kegelisahan yang dirasakan Mahmed, saya rasa semua orang akan merasakan seperti yang dirasakan oleh bocah kecil ini, gelisah. Gelisah ayahnya tidak akan datang menjemputnya, gelisah karena tak ada lagi yang menyayanginya, gelisah karena semua orang menjauhinya.


Ketiga; Cinta Kasih.

Di awal pemutaran film, ayah Mahmed terlihat sedih saat anaknya itu menangis. Itu menandakan bahwa masih ada rasa cinta seorang ayah terhadap anaknya, walaupun anaknya itu cacat seperti Mahmed. Hanya saja ayah Mahmed malu memiliki anak seperti Mahmed.


Saya mengira nasib seorang anak seperti ini sangatlah sedih. Betapa tidak, ayahnya saja malu memiliki anak seperti dia (Mahmed). Tapi ternyata, sesampai di rumah Mahmed, adik dan neneknya menyambut ia dengan sambutan ‘luar biasa’ layaknya keluarga yang tidak memiliki masalah apapun. Mahmed tampak bahagia berada dekat dengan neneknya. Itulah cinta kasih dari seorang nenek untuk cucunya yang baik seperti Mahmed, dan Mahmed memang pantas mendapatkannya. Tapi itu hanya sesaat. Setelah itu, ayahnya membawa Mahmed ke tukang kayu ahli yang buta. Betapa tak ada rasa kasih sayang seorang ayah seperti itu, yang jarang bahkan tidak pernah berjumpa dengan anaknya itu kini telah menitipkan Mahmed kepada orang lain lagi. Cinta kasih ayah Mahmed telah terbagi, wanita idaman yang hendak dinikahinya itu tidak mengetahui bahwa ia memiliki anak cacat seperti Mahmed. Karena itulah ayah Mahmed selalu ingin membuang Mahmed tetapi wanita tua yang mencintai Mahmed tak pernah mengizinkannya. Hingga akhirnya, wanita tua yang sangat dicintai Mahmed meninggal tanpa sepengetahuan Mahmed.


Keempat; Keadilan.

Sudah sepatutnya setiap orang itu menuntut adanya keadilan, walaupun seseorang itu memiliki kekurangan fisik seperti; Mahmed, salah satunya. Mahmed dalam film The Colour Of Paradise terlihat sekali bahwa ia tidak mendapat keadilan dari seorang ayah - tega meninggalkan anak lelakinya yang buta itu kepada seorang tukang kayu ahli yang juga buta. Memang bukan itu permasalahannya, tetapi ayahnya tega meninggalkan anak lelaki satu-satunya itu hanya untuk kepentingan ayahnya. Ayahnya itu malu jika saat pernikahannya dengan wanita idaman yang telah dipersuntingnya itu mengetahui bahwa ia memiliki seorang anak yang cacat. Sedangkan ayahnya tidak pernah melihat kegembiraan Mahmed saat bermain-main dengan adik dan neneknya. Keadilan itu jelas tak didapat oleh Mahmed. Sehingga saat ia (Mahmed) dipertemukan dengan seorang tukang kayu yang ahli, ia meneteskan airmatanya – beranggapan bahwa tak ada orang yang mencintainya. Betapa tidak adilnya hidup ini. Hidup ini hanya dinikmati oleh manusia yang tidak memiliki kecacatan fisik seperti Mahmed. 


Kelima; Tanggungjawab.

Di akhir cerita, Mahmed jatuh dari jembatan yang dilalui bersama ayahnya (menjemput Mahmed untuk dibawa pulang). Saat Mahmed jatuh, ayahnya seperti tidak ingin menyelamatkan anaknya itu. Tetapi, entah mengapa hatinya luluh mendengar teriakan perminta-tolongan Mahmed yang terbawa arus. Mahmed hanyut dibawa arus kencang. Tak berpikir lama, ayahnya langsung menyeburkan diri untuk mencari anak laki-lakinya itu. Tak menyangka, ayahnya melihat Mahmed di bibir pantai, oh, ternyata mereka terdampar ke pantai. Mungkin ayahnya baru menyadari betapa baiknya anak lelakinya yang cacat itu, walau anak lelakinya itu cacat fisik, tapi hatinya bersih yang membuat ayahnya luluh, dan akhirnya merasakan kehilangan yang sangat dalam ketika anaknya itu Mahmed ia dapatkan di pantai; pingsan.


Sebagai ayah, beliau telah melakukan hal yang akan dilakukan oleh setiap ayah di belahan dunia manapun. Tidak ada seorang ayah yang tega melihat anaknya disakiti, apalagi sampai tega meninggalkan anak yang jatuh dari jembatan.

And the last, this film so so amazing!



dialah Muhammed dalam film The Colour Of Paradise

Saat Mehmed sampai kerumah, ia langsung menjumpai Neneknya yang sudah lama ia rindukan

 
Saat Mehmed dibawa paksa oleh Ayahnya
Inilah adik Mehmed, cantik kaan? :D
Mehmed bersama adiknya berlari untuk menjumpai Nenek di kebun


0 komentar:

Posting Komentar

 

Jejak Cerita Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template