Minggu, 24 Agustus 2014

#Episode2: Alhamdulillah..

Ini ceritanya menyambung episode yang lalu, kalo ada yang belum baca bisa dibaca disini.

***

Hm.. Kemarin, hari sabtu seorang anak yang dulunya masih iqra' 4 pindah ke iqra' 5. Kebetulan yang jadi wali kelas iqra' 5 itu, saya sendiri. 2 hari sebelum dia pindah iqra', para ustadz/ah nya sudah rapat, dan didalam rapat itu tema yang paling sering dibahas adalah tentang DIA.


Anaknya lucu, aktif (banget -___- ), banyak bicara, dan yang paling gak nahan itu ya... "R". Hehe. Dia gak bisa ucapin "R" saudara-saudari! Jadi setiap dia mau baca baca huruf hijaiyah "Ra", yang dia baca "Gha". Oke its fine.

Dan hari itu, entah dia yang sedang grogi perihal menjadi santri baru di iqra' 5 atau entah kenapa. Tadinya saya serius aja nanggani dia - hasil rapat 2 hari sebelumnya, wali kelasnya di iqra' 4 itu mengaku bahwa dia adalah anak ter-AKTIF dan ter-RIBUT - karena sudah sedikit kenal, jadi saya bisa lebih cepat untuk menanggani anak-anak seperti dia.

"ayo kita ngaji, sekarang baca ta'awudz dulu.." kata saya.

"Alhamdulillahi.... eh..."
...
...

Tahukah saudara-saudara, yang dia baca bukanlah ta'awudz melainkan "Al-fatihah". Saya tertawa ngekeh-ngekeh dan bukan saya aja. Anak-anak lain juga ikut tertawa. "anak ini lucunya dari pertama jumpa sampai sekarang" dalam hati terus ketawa tapi sedikit nahan.

Haha.. Iya, mungkin dia masih grogi dan malu dilihat anak-anak iqra' 5 yang lain.

***

Seperti biasa, sebelum pulang, kami menyempatkan untuk klasikal akhir. Ternyata dia menghilang. Wah, bener-bener nih anak. Cepet banget kaburnya. Batin saya. Saya tetap nyari-nyari anak didik di iqra' 5 ketemu dia. Ya, seperti biasa dia main ''lari-lari''an. 
"Haikal, ayo kita klasikal dulu, baru pulang..."

Tetap gak mau, akhirnya saya pasang muka se-SERIUS mungkin.
"Haikal, kalo Haikal pulang terus tanpa mengikuti klasikal akhir, besok, khusus untuk Haikal akan pulang terakhir dan ustazah sendiri yang akan mengawasi Haikal!" Ibu jari terus saya acungkan sebagai tanda ketegasan. 

*halah! 

Awalnya saya mikir ni anak gak akan mempan kita bilang begini. Tapi ternyata dia mau dan masuk kekelompoknya di iqra' 5. Waah.. mempan saudara-saudari! Alhamdulillah... ~~ XD

Saya semakin yakin, bahwa setiap anak itu punya sifat dan karakter yang berbeda-beda dan kitalah yang harus bisa memahami dan masuk ke "dunia" mereka, bukan mereka yang masuk kedunia kita.

Seperti Haikal ini, saya rasa semua anak itu aktif dan memang "saat ini" itu adalah saat-saat mereka bermain (berlari, loncat-loncat). Jauh dari semua itu kita lah yang harus lebih bisa bersabar dan TEGAS. Tegas tidak berarti marah! Tegas adalah tegas!
*Tegas dalam hal kebaikan tentunya..*

Dan bukan berarti kita tidak bisa lembut, tidak bisa bercanda dsb.. justeru kita harus tau cara meletakkan suasana hati dan ekspresi dihadapan anak-anak. Tidak sembarangan.

Semoga kita semua bisa menjadi orang tua, atau pendidik yang dapat memahami situasi dan kondisi anak maupun anak didik kita.

:)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Jejak Cerita Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template