Jumat, 31 Januari 2014

#Episode1: Jihad Fi Sabilillah

Terkisah seorang ustadz dan dua orang ustadzah yang sedang mengisi klasikal awal dalam sebuah kelompok - di TPA. Pemateri hari itu adalah si ustadz yang ganteng, baik hati dan rajin menabung. Anak-anak yang ada beragam umur, mulai dari 6-12 tahun.

Langsung saja seperti halnya para ustadz dan ustadzah lain, didalam klasikal awal
itu pastilah diselipkan materi khusus untuk anak-anak sebagai penambah wawasan mereka. Setelah memberi banyak petuah kepada anak didiknya, berhubung klasikal awal yang diberi waktu kurang lebih 15 menit itu masih tersisa, si ustadz pun menambah materi kilat yakni tentang "jihad fi sabilillah".

Dalam materi itu, si ustadz memancing anak-anak untuk mengetahui apa itu jihad fi sabillah. Di bantu 2 rekan si ustadz, dua ustadzah tadi pun mulai memancing anak-anak agar mengetahui apa itu jihad fi sabillah tanpa perlu diberi tahu secara langsung kepada anak-anak. Biarlah mereka berpikir sendiri dan (pasti) nantinya dibantu oleh ustadz dan ustadzahnya.

Berbagai ragam contoh pun mulai di keluarkan. Seperti seorang ustadzah mengatakan kepada anak-anaknya, "jihad itu bukan cuma ada di peperangan. Ini ustadz dan ustadzah juga dikatakan jihad ke TPA, lho!"
"Ustadz dan ustadzah ngapain ke TPA?"
"Udah ada yang tau belum, apa itu jihad?"

Anak-anak mulai berpikir, ada yang menjawab asal-asalan. Ada juga yang diam seakan sedang berpikir jauh lebih dalam untuk menjawab apa itu jihad. Aah, entah apa-apa di jawab anak-anak itu. tapi ada satu jawaban yang membuat para ustadz dan ustadzahnya heran dan akhirnya tertawa terbahak-bahak. Yaitu mendengar jawaban dari seorang anak berumur 7 tahun, Fakhira, namanya.
Dengan serius dia mengulang contoh yang dimisalkan ustadzah tentang jihad fi sabilillah yakni seperti ustadz dan ustadzahnya ke TPA untuk mengajar mereka itu, termasuk jihad.

"ooh.. jihad fi sabilillah itu cari nafkah ya ustadz?"

Aaah.. Jawaban anak itu. Polos! Eh, terlalu jujur juga. Haha. Apa seperti itu yang dipikirkan anak-anak melihat ustadz dan ustadzahnya dalam mengajar mereka di TPA? :D aah, gatau lah. Tapi jujur, saya juga pernah mendengar seorang anak bertanya kepada ustadzahnya di sela-sela ngaji, "ustadzah, ustadzah masih punya papa?" *Pingsan saya! --''

Ya Allah... Seakan-akan ustadz dan ustadzahnya itu ngajar ke TPA semata-mata untuk cari nafkah buat biaya hidupnya karena ga punya papa atau mama lagi. Bisa dikatakan seperti itu kalau kalimat-kalimat itu disatukan! >.< 
Apa se-miskin itu ustadz dan ustadzahnya dalam pandangan mereka? Anak-anak, oh.. Anak-anak! Namanya juga anak-anak! Ckckckck

__________

0 komentar:

Posting Komentar

 

Jejak Cerita Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template