Rabu, 24 Juli 2013

Ternyata Kak ti

"Siapa gigit nih mangga?" tanya bunda.
"tau dah siapa yang gigit, ini kan bulan puasa". *eh.

Sudah 4 hari kurasa ada sesuatu yang aneh dengan buah mangga yang ayah simpan dalam keranjang buah dekat kulkas. Buah mangga segar yang saat jatuh masih bersih tanpa ada cacat sedikitpun-kini mulai bolong. Ternyata, bukan aku saja yang merasakan itu. Ayah, bunda, dan kakakku juga merasakan hal yang sama.

Hari 1. Mangga bolong, seperti ada yang membolongkannya.
Hari 2. Bertambah satu mangga lagi yang bolong.
Hari 3. Bukan hanya mangga yang menjadi sasaran. Beras. Yah, beraspun menjadi sasarannya.

Ini tidak bisa dibiarkan lagi, sepertinya ini ulah kak ti yang mana 3 hari sebelumnya saat kakakku sedang mencuci piring usai sahur, ia lupa me
nutup pintu dapur. Pintu dapur biasanya ditutup oleh kedua orang tuaku jika tak ada seorangpun yang berada didapur karena itu dapat mengundang kak ti masuk keruang makan kami. Howalah.. ! Akhirnya kakakku beberkan juga kelalaiannya. Dan treneneng.... Ternyata kak ti.

Hari 4.
Ayah berencana mengusir kak ti secara paksa. Setelah mengatur strategi akhirnya masing-masing mendapat tugas tersendiri. Alat yang kami gunakan hanya tiga sapu masing-masing memegang satu sapu. Tim siap berperaaaaang.... Hai'dh ! Oke. Aku mendapat tugas menjaga antara pintu ruang makan dan pintu ruang tengah agar kak ti tidak lolos keruang tengah. Bunda bertugas menjaga pintu kamar yang ada sebelah ruang makan agar kak ti tidak masuk kedalamnya. "Bisa repot kalo kak ti masuk ke kamar".
Dan ayah yang akan mencari dimana kak ti bersembunyi (prok.. prok.. prok). Kakakku? Dia tidak termasuk dalam tim karena si kakak harus menyelesaikan tugasnya mencuci piring. hahaha.

Siap tempur. Ayah mendapat jejak kak ti dibelakang lemari ruang makan. "Oh.. kamu disitu ya...".
"Udah siap Putri, Bunda?? Jangan ada yang tertawa, awas kalo tikus itu lolos"
Ancaman ayah benar-benar membuat aku dan bunda serius bak sedang bermain pecah piring yang siap berlari kemana saja untuk mengejar lawan.
Ayah mulai menggertak lemari, daaaaan kak ti keluar dengan berlari secepatnya ke arah Bunda. Maksudnya ia hendak ke pintu kamar. Dengan sigap bunda menggoyang-goyangkan sapu tanda ada orang dipintu kamar.
Dan....
Kak ti kembali ke lemari.
Lagi, ayah menggertak lemari agar kak ti segera keluar.

Kali ini kak ti mengarah ke arahku, dengan gaya sok berani akupun menggoyang-goyangkan sapu yang kupegang mengingatkan ia bahwa ada seorang anak manusia yang sedang mengincarnya.
Untuk kesekian kalinya kak ti kembali ke lemari, kali ini agak susah menggertaknya karena ia menjiwai perannya sebagai musuh. Ayah, dengan seribu cara akhirnya mengambil kayu tipis-panjang untuk mendongkrak kak ti yang kini berada di atas lemari.
"jleeebb...".
Asli, kak ti memanglah kak ti. Tikus itu memilih loncat dari atas lemari dan terjatuh di meja makan daripada kami mengusirnya baik-baik. 
Lalu akhirnya ia kembali ke asalnya-gudang belakang rumah.

Note: Kejadian ini ditulis untuk menambah catatan kenangan indah bersama kerluarga :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Jejak Cerita Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template